|
sugeng RAWUH TENG WEB LARE MBANYUMASAN>> - sadarku
|
|
|
|
|
|
- renungan hari ini
-
Syaitan itu memberikan ikatan pada ujung kepala seseorang di antara engkau semua sebanyak tiga buah, jikalau ia tidur. la membuat ketentuan pada setiap ikatan itu dengan kata-kata yang berbunyi: Engkau memperoleh malam panjang, maka tidurlah terus!"
Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. (Qs. Al An'aam (6) ; 120)
Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
Jikalau salah seorang di antara engkau semua itu masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum bersembahyang dua rakaat.
(Muttafaq 'alaih)
''Sesungguhnya Allah SWT memiliki 100 rahmat kasih sayang. Sebanyak 99 Ia simpan untuk hamba-hamba-Nya nanti di akhirat, sedangkan satunya Ia turunkan kepada umat manusia. Dengan hanya satu rahmat inilah, manusia satu dengan yang lainnya saling mencintai.'' (HR Bukhari Muslim)
HIKMAH PAGI “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. “ (QS 9:41)
Hikmah Hari Ini: "Wahai anak adam, berukuklah kepada-Ku pada permulaan siang, sebanyak empat rakaat (shalat dhuha). Aku akan memenuhi segala kebutuhanmu hingga akhir siang." (HR Tirmidzi; hadits shahih. Hadits Qudsi: Panduan dan Literasi Hadits Qudsi. Penerbit Pena)
HIKMAH PAGI “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS 9:111)
Jikalau orang itu bangun lalu berzikir kepada Allah Ta'ala maka terurailah sebuah ikatan dari dirinya, selanjutnya jikalau ia terus berwudhu', lalu terurai pulalah ikatan satunya lagi dan seterusnya, jikalau ia bersembahyang, maka terurailah ikatan se-luruhnya, sehingga berpagi-pagi ia telah menjadi bersemangat serta berhati gembira
Siapa yang segera berangkat ke masjid dan kemudian (setelah shalat) keluar darinya, niscaya akan Allah sediakan baginya suatu tempat di syurga setiap kali dia berangkat dan keluar dari masjid. (HR Bukhari)
“Sesungguhnya orang yang menziarahi saudaranya yang berdiam di desa yang lain, maka Allah SWT akan mengutus malaikat untuk mengunjunginya. Ketika malaikat menemuinya, ia pun bertanya kepadanya, ‘Hendak ke manakah engkau? Ia menjawab ‘Aku akan berkunjung ke tempat saudarakau yang berada di desa itu.’ Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah engkau mengunjunginya karena merasa berhutang budi padanya?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya aku tidak menziarahinya kecuali karena cintaku kepadanya semata-mata karena Allah SWT’ malaikat itu berkata “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus untuk menjumpaimu. Dan Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena Allah” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya orang yang menziarahi saudaranya yang berdiam di desa yang lain, maka Allah SWT akan mengutus malaikat untuk mengunjunginya. Ketika malaikat menemuinya, ia pun bertanya kepadanya, ‘Hendak ke manakah engkau? Ia menjawab ‘Aku akan berkunjung ke tempat saudarakau yang berada di desa itu.’ Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah engkau mengunjunginya karena merasa berhutang budi padanya?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya aku tidak menziarahinya kecuali karena cintaku kepadanya semata-mata karena Allah SWT’ malaikat itu berkata “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus untuk menjumpaimu. Dan Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena Allah” (HR. Muslim)
- Entry for June 11, 2007
-
.fullpost{display:none;}
Saat seseorang yang sangat dibanggakan dan paling dihormati serta banyak berbuat baik pada kita, tiba-tiba saja berbalik menjadi orang yang memusuhi kita.
Saat dia yang banyak memberi nasehat bijak dan mengajarkan ilmu yang belum pernah kita ketahui, sekarang tiba-tiba menyebarkan omongan yang tidak benar tentang diri dan juga keluarga kita, menyebarkan fitnah yang pedih dirasa.
Dan disaat hati kita yang berusaha tenang agar semua permasalahan tidak semakin runyam menjadi berontak dan tidak dapat mendiamkan harga diri ini dipermalukan, muncullah dorongan agar mencoba untuk bersuara lantang.
Maka saat suara lantang itu bergema keseluruh sudut dinding kemunafikan, ternyata gemanya balik menggetarkan gendang telinga kita sendiri sehingga menjadi sakit.
Dan kita hanya terdiam terpaku dan bahkan terpukau melihat hinaan dan cacian itu selalu datang menyapa hari-hari yang dilalui.
Penguasaan yang sudah jelas milik kami dan tercatat diatas kertas dengan tulisan dari tinta hitam tenyata diabaikan dan dianggap tidak ada hanya seperti sampah yang betebaran di trotoar jalan.
Seorang tetua yang diharapkan mampu menengahi malah dianggap sebagai pembohong besar, penipu dan penghasut.
Dimanakah keadilan itu disaat kami tidak bisa membeli sepiring sayur asem, sedang mereka dengan bangganya bercerita habis makan di Mc Donalds?.
Dan hari ini jiwa kami berontak, mulut kami berbusa, wajah kami memerah, mata kami melotot menuntut hak yang dirampas dengan terang-terangan.
Dan hari ini pula kami mampu bersuara lantang tanpa menyakiti gendang telinga sendiri meskipun itu terlihat bodoh.
Hari ini hak kami telah kembali, dan itu bukanlah suatu kemenangan malahan menjadi awal dari sebuah perjuangan.
Tetapi...
Harga diri kami masih terinjak-injak, fitnahan itu sudah tersebar keseluruh penjuru, dan mungkin susah untuk dihilangkan, telinga kami semakin perih mendengarkan cacian mereka, kami sudah dianggap terhina.
Kami tak mampu berbuat apa-apa lagi, sudah habis keringat ini untuk mengurusi semuanya. Kami hanya bisa merenung dan memahami mengapa semua ini harus terjadi, sebab apa semua ini kami alami.
Semua ini karena uang kawan...
Sangat jelas karena uang... (habis)
selengkapnya....
05 May 2007
.fullpost{display:none;}
Berlibur ternyata hanya menenangkan pikiranku sementara. Setelah semuanya selesai, kejenuhan itu datang lagi menghantui... hmmmm...
Sekian lama mengembara di alam ini, tapi tak ada satupun yang bisa menampung segala kegelisahan.
Dalam kusendiri coba mengerti
Perjalanan ini tak terasa disini
Banyak yang setia menemani, banyak pula yang hanya singgah lalu pergi. Tak sedikit caci maki juga pujian ditelinga, membekas dan semakin membuatku merasa sepi.
Aku disampingmu begitu pasti
Yang tak kumengerti masih saja terasa sepi
Ketika batas kesunyian semakin dekat, rasa rindu menggoda untuk kembali. Namun apa daya tenaga sudah terkuras, berbaring sejenak sekedar melupakan masa lalu berharap esok pagi ceria kembali.
Matahari yang beranjak pulang
Tinggal jingga tersisa di jiwa
Bintang-bintang menyimpan kenangan
Kita diam tak bisa bicara
Dan hari ini kesunyian masih membekas di jiwaku. Penantian yang panjang masih belum membuahkan hasil. Dan aku masih terus menunggu dan menunggu... bersamamu...
Hanya mata, hanya hati
Hanya kamu, hanya aku
Mata Hati (Iwan Fals)
selengkapnya....
-
- kamu haruss tahuu
-
.fullpost{display:inline;}
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.
Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"
"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."
"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?" (Lihat Kejadian 19:30-38)
"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."
"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."
Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."
"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."
Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."
Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab. Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan AlQuran daripada Alkitab, juga semua cerita yang melatar belakanginya.
DID YOU KNOW ? Napoleon Bonaparte embraced Islam?
England's foe for many years has been France. The legacy remains as seen in the Capital of England, London, where monuments dedicated to defeats over France, are evident. The defeats have been most significant against that of when France was being ruled by Napoleon Bonaparte. (Nelson's Column, Trafelgar Square, Waterloo Station to name but a few.)
Yet, history is seldom seen in the truthful light, and is nearly always partial to the 'winning side' - in whose hand the pen remains, long after both the battle and the war have been won. Yet, recent discoveries have seemed to suggest some interesting facts about Napoleon and his religious beliefs.
In the book, ‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ by David M. Pidcock, (1992 ISBN: 1-81012-03-1), it states on page 61, that the then official French Newspaper, Le Moniteur, carried the accounts of his conversion to Islam, in 1798 C.E.
It mentions his new Muslim name, which was ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’. He commends the conversion of his General Jacques Menou, who became known as General ‘Abdullah-Jacques Menou’, who later married an Egyptian, Sitti Zoubeida - who was descended from the line of the Prophet Muhammad (on whom be peace).
Napoleon did recognise the superiority of the Islamic (Shari'ah) Law - and did attempt to implement this in his Empire. Most of this, as one can imagine, has been removed/replaced by modern-day secular laws in France and other parts of Europe, but some aspects of the Islamic (Shari'ah) Law do currently exist in French constitution as the basis for some of their laws from the Code Napoleone. One publicised case was that of the fatal car accident with Diana, Princess of Wales, and Dodi Al-Fayed. "The photographers were charged with an old part of the French Jurisprudence, for ‘not helping at the scene of an accident’- which is taken from the Shari'ah Law of Imam Malik." (David M. Pidcock, 1998 C.E.)
Further detailed accounts of this can be found in the book 'Napoleon And Islam' by C. Cherfils. ISBN: 967-61-0898-7
http://www.shef.ac.uk/~ics/whatis/articles/napoleon.htm
Bonaparte and Islam
Bonaparte’s secretary describes the religious practices, attitudes, and views of Bonaparte with regard to Islam. Accepting that the general curried favor with Muslims, he also hoped to deflect criticism of Bonaparte, claiming that what he did was good governance rather than bad Christianity, as his critics maintained.
It has been alleged that Bonaparte, when in Egypt, took part in the religious ceremonies and worship of the Mussulmans; but it cannot be said that he celebrated the festivals of the overflowing of the Nile and the anniversary of the Prophet. The Turks invited him to these merely as a spectator; and the presence of their new master was gratifying to the people. But he never committed the folly of ordering any solemnity. He neither learned nor repeated any prayer of the Koran, as many persons have asserted; neither did he advocate fatalism polygamy, or any other doctrine of the Koran. Bonaparte employed himself better than in discussing with the Imans the theology of the children of Ismael. The ceremonies, at which policy induced him to be present, were to him, and to all who accompanied him, mere matters of curiosity. He never set foot in a mosque; and only on one occasion, which I shall hereafter mention, dressed himself in the Mahometan costume. He attended the festivals to which the green turbans invited him. His religious tolerance was the natural consequence of his philosophic spirit.
Doubtless Bonaparte did, as he was bound to do, show respect for the religion of the country; and he found it necessary to act more like a Mussulman than a Catholic. A wise conqueror supports his triumphs by protecting and even elevating the religion of the conquered people. Bonaparte's principle was, as he himself has often told me, to look upon religions as the work of men, but to respect them everywhere as a powerful engine of government. However, I will not go so far as to say that he would not have changed his religion had the conquest of the East been the price of that change. All that he said about Mahomet, Islamism, and the Koran to the great men of the country he laughed at himself. He enjoyed the gratification of having all his fine sayings on the subject of religion translated into Arabic poetry, and repeated from mouth to mouth. This of course tended to conciliate the people.
I confess that Bonaparte frequently conversed with the chiefs of the Mussulman religion on the subject of his conversion; but only for the sake of amusement. The priests of the Koran, who would probably have been delighted to convert us, offered us the most ample concessions. But these conversations were merely started by way of entertainment, and never could have warranted a supposition of their leading to any serious result. If Bonaparte spoke as a Mussulman, it was merely in his character of a military and political chief in a Mussulman country. To do so was essential to his success, to the safety of his army, and, consequently, to his glory. In every country he would have drawn up proclamations and delivered addresses on the same principle. In India he would have been for Ali, at Thibet for the Dalai-lama, and in China for Confucius.
Source: Memoirs of Napoleon Bonaparte by Louis Antoine Fauvelet de Bourrienne edited by R.W. Phipps. Vol. 1 (New York: Charles Scribner's Sons, 1889) p. 168-169.
http://chnm.gmu.edu/revolution/d/612/
Jerusalem and Napoleon Bonaparte
by S.Rami http://www.diomedes.com/elislam_1.htm
As Napoleon consolidated his foot in Egypt, he began mulling the idea of taking over Palestine and Syria. Accordingly, he left Egypt in the spring of 1799, crossing the desert, thus entering Palestine proper. But before clashing with the Ottoman soldiers and the Palestinian citizens, Napoleon, who declared himself as a Muslim, donning a turban over his head, circulated a leaflet, stating in particular the following excerpt.
“In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful"
From Bonaparte, the Amir (Prince) of the French armies, to the all and clerics, muftis and the populations of Gaza, Ramla and Jafa, may Allah protect them. After Assalam (Greetings)— This is written to let you know that we came here for the purpose of evicting the Mamluks and the Askar (soldiers) of Al Jazzar [Ahmad Pasha, the Governor of the Palestinian Fort of Acre], and ending his incursions in Jafa and Gaza, which are not under his rule? For what reason he sent his soldier to El Afresh Fort? In doing so he was encroaching upon Egypt. Thus, his aim is to have war with us, and so we came here to fight him”.
And after Napoleon had reassured the Palestinians on the matters of security for themselves and their families, he went on to say:
“ Our aim is that the Judges don’t relinquish their jobs, whereas Islam is still cherished and well-considered, and the mosques full of prayers and believers. He who demonstrates with affability toward us will succeed, but who betrays us would perish”.
The Palestine’s Expeditionary Force of 13,000- strong was under the command of Bonaparte himself, assisted by five generals, including Kleber, Murat and Dugua.
As Jazzar learned of the approaching French force, he began counter military preparations by the fortification of Jafa, and sending enforcements to Gaza. His forces arrived at the Egyptian town of El Areesh, but the French occupied the latter after 8-day-siege on February 16, 1799. Thereafter, the French proceeded toward the Palestinian Khan Younis and proceeding later to Gaza. On February 25, the forces of Bonaparte and Al Jazzar engaged in a battle, which was ended by defeating the latter.
On Feb. 28, Bonaparte left Gaza for the conquest of Palestine, taking over the Ramla first, then Jafa (March 6, 1799). The latter was defended by a 12,000-strong mixed force of Al Jazzar and the Mamluks. But Napoleon bombarded the city by his heavy artillery, occupying it and killing at least 3,000 captives without burying them, claiming that they were dishonest and not respectful to the military honor! Thus, their exposed bodies became coveted meals for the vultures.
The people of the land thought that Bonaparte would move towards Jerusalem, which the Turks incarcerated all the followers of the Orthodox Church in the Church of Sepulcher. But he did not show up. When asked if he intended to pass through it, Bonaparte retorted sternly: “ No. Jerusalem is not on my itinerary. And I don’t intend to arouse frictions with the mountains’ people, and to penetrate deeply and get stuck. Moreover, I don’t want to be vulnerable to attacks by numerous horse riders from the other side. I am careful not to face Casius’ fate. As a matter of fact, Bonaparte used to pay attention to the military spots only, and he didn’t view Jerusalem as a significant military site at the time.
According to one story, Bonaparte wrote to the residents of Jerusalem, asking them to succumb to his authority, but they retorted that they are affiliated with Acre, and who manages to take over the latter, he simultaneously controls Jerusalem. Consequently, Bonaparte moved to besiege Acre, the capital of Palestine at the time.
According to the Palestinian historian Ahmad Sameh Khalidi wrote in his book Ahl El Elm Bein Misr Wa Phalasteen, 1947, that Musa Khalidi, a military judge based in the Asetana (Constantinople), wrote to the Jerusalemites, urging them to fight against Napoleon, and they clashed with his troops in many places of Palestine, from Nablus region in particular. Bonaparte moved his troops to Haifa, occupying it and arriving to Acre on March 19,1799. He besieged the city, which Al Jazzar had already entrenched behind its walls. The siege remained 60 days, but Bonaparte failed to capture the city, falling back from it after his troops were ravaged by plague, which killed many of them, including some generals. Moreover, certain developments in France compelled Bonaparte to go home, leaving behind him the botched military expedition of Palestine. Some 3,500 French soldiers lost their lives in the vicinity of Acre’s walls, as 1,000 more vanished in their way out of the country. He arrived Egypt, on his way home, on May 1799.
Bonaparte was a military genius, but he lost a lot of his prestige during his two-month adventure in Palestine.
http://www.jerusalemites.org/history_of_palestine/18.htm
BONAPARTE SAID
NAPOLEON (BONAPARTE):
Napoleon I (1769-1821 [1237 A.H.]), who went into history as a military genius and statesman, when he entered Egypt in 1212 [C.E. 1798], admired Islam's greatness and genuineness, and even considered whether he should become a Muslim. The following excerpt was paraphrased from Cherfils's book (Bonapart et Islam):
"Napoleon said: The existence and unity of Allahu ta'ala, which Musa 'alaihis-salam', had announced to his own people and Isa 'alaihis-salam' to his own ummat, was announced by Muhammad 'alaihis-salam' to the entire world. Arabia had become totally a country of idolaters. Six centuries after Isa 'alaihis-salam', Muhammad 'alaihis-salam' initiated the Arabs into an awareness of Allahu ta'ala, whose existence prophets previous to him, such as Ibrahim (Abraham), Ismail, Musa (Moses) and Isa (Jesus) alaihim-us-salam', had announced. Peace in the east had been disturbed by the Arians, [i.e. Christians who followed Arius], who had somehow developed a degree of friendship with the Arabs, and by heretics, who had defiled the true religion of Isa 'alaihis-salam' and were striving to spread in the name of religion a totally unintelligible credo which is based on trinity, i.e. God, Son of God, and the Holy Ghost. Muhammad 'alaihis-salam' guided the Arabs to the right way, taught them that Allahu ta'ala is one, that He does not have a father or a son, and that worshiping several gods is an absurd custom which is the continuation of idolatry."
At another place in his book he quotes Napoleon as having said,
"I hope that in the near future I will have the chance to gather together the wise and cultured people of the world and establish a government that I will operate [in accordance with the principles written in Qur'an al-karim.]"
Didapat dari Swaramuslim
.fullpost{display:inline;}
On this photo a 18-year old young man who died in one of hospitals of Oman. ( Di photo ini adalah seorang pemuda berusia 18 tahun yang meninggal di salah satu rumah sakit di oman). The corpse of the boy has been dug out from a tomb in 3 hours after his funeral under the insisting of his father. ( Mayat pemuda tersebut digali kembali dari kuburnya setelah 3 jam di makamkan yang di saksikan oleh ayahnya). The boy died in hospital and has been buried under the Islamic law and on the same day after obligatory ablution of the body. ( Pemuda tersebut meninggal dirumah sakit dan setelah di mandikan di makamkan secara islam di hari itu juga). However after funeral the father has doubted of the diagnosis of doctors and wanted to identify the true reason of his death. ( Tetapi setelah pemakaman ayahnya merasa ragu atas diagnosa dokter dan menginginkan untuk di identifikasi kebenaran penyebab kematianya).
Relatives and his friends shocked when they saw the corpse. (Seluruh kerabat dan teman - temannya begitu terkejut saat mereka melihat kondisi mayat). He was completely different within 3 hours. (Mayat tersebut begitu berbeda dalam 3 jam). He turned grey as the very old man. (Dia berubah tampak ke abu - abuan seperti orang yang sudah tua). With traces of obvious tortures and the most severe beating. (Dengan tampak jelas bekas siksaan dan pukulan yang amat keras). And with the broken bones of hands and legs with the edges broken and pressed into a body. (Dan dengan tulang - tulang kaki dan tangan yang hancur begitu juga ujung ujungnya sehingga menekan kebadannya). All His body and face were full of bruise. (Seluruh badan dan mukanya memar). The open eyes-showed hopeless fear and pain. (Matanya yang terbuka memerlihatkan ketakutan, kesakitan dan keputusasaan). The blood obviously attributes that the boy has been subjected to the most severe torture. (Darah yang begitu jelas menandakan bahwa pemuda tersebut sedang mendapatkan siksaan yang amat berat).
Close relatives of the dead man have addressed to Islamic scientists who have unequivocally declared that it is available results of tomb torture which the Allah (s.w.t) and in the Hadis of Prophet Muhammad (s.a.w) have warned. (Sebagai penutup dari orang yang meninggal tersebut semuanya ditujukan kepada Ilmu pengetahuan tentang Islam yang mana tidak dapat dipungkiri lagi keterngananya bahwa siksa kubur itu benar adanya seperti yang di peringatkan oleh ALLAH SWT dan Nabi Muhammad S.A.W).
The shocked father of the boy has admitted that his son was spoilt, did not do Solat, and had a carefree way of life, having involved in different sins. Each died person comes across tests in the tomb for exception Shahids who died in Jihad on the way of Allah. This is first terrible test which the person comes across before the Doomsday. In Hadis of Prophet Muhammad (s.a.w):After the death the spirit of died person will return to a body then two Angels will come, Munkar and Nakir, and will ask: "Who is your Lord?"
He will answer: "my Lord - Allah ".
Then they will ask: "What is your religion?"
He will answer: "My religion - Islam".
Then they will ask him: "Who that person who has been sent to you?"
He will answer: "He is the Prophet of Allah ".
Then they will ask him: "How do you know?"
He will answer: "I read the Book of Allah and trusted Him.And then from heavens the voice will come: " My Slave has told the truth, lay it to bed from Paradise and open the Gate of Paradise "
Then it will be full of pleasure and he begins to feel paradise pleasure, and his tomb becomes spacious, that eyes can reach. The Prophet of Allah Muhammad (s.a.w) said about the sinners.
After the death the spirit of died person will return to the body then two Angels will come and ask, "Who is your Lord?"
He will answer: "I do not know".
Then they will ask: " Who that person who has been sent to you?"
He again will answer: I "do not know"
And then from the sky the voice will come: "he told a lie, Put him into a box from fire and open before it the Gate of a hell! "
Then it will be captured with heat of the hell, and his tomb becomes narrow and the edges will be compressed. In Hadis it is also said, that Angels will severely beat the sinners during interrogation in the tomb and this torture will be awful. It is informed also, that our Messenger (s.a.w) supplicated to Allah to protect Him from tortures of a tomb and asked other people to do so. The history of 18-year old young men is a sign for believers and this is only next fairy tale for whom hearts are sealed by Allah. They look and do not see, listen and do not hear? This story was translated from other language into English. Thats why I apologize in advance for mistakes.
oooooooooooooooooooo
.fullpost{display:inline;}
Jika anda belum tahu, padang mahsyar adalah tempat berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari mati, tentu setelah seluruh jagat raya mengalami kiamat. Dengan otak manusia terjenius di dunia pun, kita sulit membuktikannya. Karena itu hal ini termasuk hal ghaib yang wajib diimani oleh umat Islam, sebagai salah satu dari keenam pokok keimanan yang utama.
Keenam pokok keimanan dalam Islam adalah :
(1) Beriman pada Allah SWT dengan segala sifatnya yang berbeda dari mahluk-Nya,
(2) Beriman pada malaikat,
(3) Beriman pada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT pada Rasul-rasul terpilih baik itu Taurat (dari Nabi Musa), Zabur, Injil (dari nabi Isa) dan Al-Qur'an (dari Nabi Muhammad);
(4) Beriman pada seluruh nabi dan Rasul, terutama 25 nabi dan Rasul yang namanya disebut-sebut dalam Qur'an dan hadist;
(5) Beriman pada adanya hari akhir/kiamat termasuk kebangkitan manusia setelah dimatikan
(6) Beriman pada qadha dan Qadar (ketetapan dan takdir dari Allah).
Animation of a supernova explosion ending in a pulsing neutron star. (Lihat gambarnya di SINI)
Secara singkat saya bisa gambarkan, bahwa manusia akan mengalami kematian. Di alam kubur kita akan menunggu hingga kiamat tiba, lalu setelah seluruh mahluk mati, manusia akan dibangkitkan dari kuburnya untuk mempertanggungjawabkan segala bentuk perbuatannya sejak mulai baligh hingga mati. Karena dalam Islam bayi yang lahir hingga baligh masih belum dicatat dosa-dosanya, maka kesalahan anak-anak sebelum pubertas tidak dikategorikan dosa, karena mereka belum mengenal baik dan buruk. Saat menunggu kebangkitan ini, ada manusia yang mengalami nikmat kubur ada pula yang disiksa di dalam kubur. Itu sebabnya dalam Islam, hidup ini bukan berhenti setelah mati, namun berlanjut. Dan begitu banyak ayat Qur'an dan hadist Rasulullah SAW yang mengingatkan akan pentingnya persiapan "hidup sesudah mati" yaitu kehidupan yang sesungguhnya setelah kita meninggalkan alam dunia ini. Hidup sesudah mati inilah yang jika dihitung jauh lebih panjang daripada usia kita di dunia ini.
Jika anda hitung, bandingkan saja misalnya dengan fir'aun yang ribuan tahun yang lalu sudah meninggal dan saat ini masih menunggu dibangkitkan karena kiamat yang sesungguhnya belum terjadi. Entah berapa lama lagi dia akan disiksa dalam alam kuburnya karena dia termasuk manusia yang paling dilaknat oleh Allah SWT dan dia mati sebelum bertaubat tenggelam dalam air laut, saat mengejar Nabi Musa dan bangsa Israel yang melarikan diri darinya.
Bayangkan saja betapa tak enaknya mendapat siksa kubur yang lama, dan sudah jelas di padang mahsyar nanti dia langsung dicap sebagai orang yang masuk neraka. Karena setelah masing-masing manusia mempertanggungjawabkan perbuatannya di padang mahsyar nanti, kita akan menerima "buku catatan" segala perbuatan kita di dunia, dan kita akan tahu hasil akhirnya berapa perbandingan kebaikan dan keburukan yang kita lakukan. Jika kebaikan kita lebih banyak, kita akan masuk surga, dan demikian pula sebaliknya.
Bicara tentang padang mahsyar ini, banyak orang-orang yang tak beriman meragukannya, bahkan hal ini sudah dijelaskan di dalam Al-Qur'an berkali-kali bahwa orang-orang yang tak percaya pada hal ini menertawakan keimanan orang-orang Islam. Bagaimana mungkin manusia yang mati akan dibangkitkan kembali sesudah matinya, padahal tinggal tulang belulang. Dilain pihak, seorang nabi yang sangat beriman pada ketauhidan Allah SWT (bahwa Allah SWT itu Maha Satu), yaitu nabi Ibrahim AS, sempat memohon pada Allah SWT untuk membuktikan secara nalar bagaimana mungkin Allah SWT kelak akan mengumpulkan seluruh manusia di padang mahsyar.
Permohonan ini bukanlah karena Nabi Ibrahim tak percaya pada kekuasaan Allah SWT, tetapi hanyalah untuk meneguhkan imannya. Oleh Allah SWT Nabi Ibrahim disuruh melatih empat ekor burung yang dilepas di empat tempat yang berlainan satu sama lain. Lalu pada saat tertentu nabi Ibrahim disuruh memanggil burung-burung itu, yang tentu semuanya datang mendengar panggilan nabi ibrahim. Dengan kata lain, Allah SWT hanya menyeru manusia untuk bangkit dari kuburnya dan semua akan bangkit tunduk patuh seperti patuhnya burung-burung itu pada nabi Ibrahim.
Secara logika manusia yang otak dan ilmunya sangat terbatas ini, setelah kiamat terjadi tak mungkin terdapat padang mahsyar, karena alam semesta sudah hancur lebur. Disinilah bentuk keimanan pada hal ghaib, pada hari akhir sangat menentukan. Karena bukti-bukti ilmiah hanya bisa mendukung keimanan, jika sudah ada penemuan baru akibat kecanggihan teknologi. Selama lebih dari 1428 tahun lamanya, bukti-bukti itu belum ada. Namun baru-baru ini para ahli astronomi tercengang oleh fenomena baru di alam semesta.
Picture of The Life Cycle of a Massive Star. (Lihat gambarnya di SINI)
Sungguh mengejutkan. Dahulu mereka berteori bahwa bintang yang mati akan membentuk black hole atau bintang neutron sebelum benar-benar musnah. Sebelum mati bintang/planet akan meledak luar biasa jauh lebih dahsyat dari ledakan nuklir, sehingga hasil ledakannya bisa dilihat dari jutaan tahun kemudian sebagai supernova. Teori tentang supernova inilah yang membuat para ahli astronomi berlomba-lomba menemukan supernova-supernova baru. Namun baru akhir-akhir ini sajalah para astronom ini menyadari bahwa sesudah planet atau bintang itu mati, terbentuklah yang baru dari hasil ledakannya. Dengan kata lain terjadi recycling (lihat gambar).
Jadi penemuan baru ini membuktikan, bahwa secara logika untuk perbandingan, adalah masuk akal jika alam semesta ini hancur setelah kiamat, akan ada 'alam lain' yang disebut padang mahsyar. Tentu sebagai muslim kita tak bisa menyamakan padang mahsyar dengan terbentuknya galaksi atau bintang/planet baru tersebut, karena hanya Allah SWT sajalah yang Maha Tahu seperti apa dan bagaimana Dia Yang Maha Kuasa SWT ini akan menciptakan dan membentuk padang mahsyar kelak.
Namun penemuan ini sungguh membuat para jenius di bidang astronomy tak mampu menentang kekuasaan Allah SWT sangat luar biasa, walaupun banyak dari mereka yang tertutup mata, telinga dan hatinya dari hidayah Allah SWT sehingga mereka tetap tak mengakui ketuhanan Allah SWT sebagai SANG PENGUASA JAGAT RAYA DAN SEISINYA.
Allahu Akbar. Allahu Akbar Wa lillahil hamd (Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan hanya pada Allah SWT sajalah segala pujian ditujukan).
Foto-foto dari SINI
Tulisan ini diambil dari SINI
- Entry for June 11, 2007
-
.fullpost{display:none;}
Saat seseorang yang sangat dibanggakan dan paling dihormati serta banyak berbuat baik pada kita, tiba-tiba saja berbalik menjadi orang yang memusuhi kita.
Saat dia yang banyak memberi nasehat bijak dan mengajarkan ilmu yang belum pernah kita ketahui, sekarang tiba-tiba menyebarkan omongan yang tidak benar tentang diri dan juga keluarga kita, menyebarkan fitnah yang pedih dirasa.
Dan disaat hati kita yang berusaha tenang agar semua permasalahan tidak semakin runyam menjadi berontak dan tidak dapat mendiamkan harga diri ini dipermalukan, muncullah dorongan agar mencoba untuk bersuara lantang.
Maka saat suara lantang itu bergema keseluruh sudut dinding kemunafikan, ternyata gemanya balik menggetarkan gendang telinga kita sendiri sehingga menjadi sakit.
Dan kita hanya terdiam terpaku dan bahkan terpukau melihat hinaan dan cacian itu selalu datang menyapa hari-hari yang dilalui.
Penguasaan yang sudah jelas milik kami dan tercatat diatas kertas dengan tulisan dari tinta hitam tenyata diabaikan dan dianggap tidak ada hanya seperti sampah yang betebaran di trotoar jalan.
Seorang tetua yang diharapkan mampu menengahi malah dianggap sebagai pembohong besar, penipu dan penghasut.
Dimanakah keadilan itu disaat kami tidak bisa membeli sepiring sayur asem, sedang mereka dengan bangganya bercerita habis makan di Mc Donalds?.
Dan hari ini jiwa kami berontak, mulut kami berbusa, wajah kami memerah, mata kami melotot menuntut hak yang dirampas dengan terang-terangan.
Dan hari ini pula kami mampu bersuara lantang tanpa menyakiti gendang telinga sendiri meskipun itu terlihat bodoh.
Hari ini hak kami telah kembali, dan itu bukanlah suatu kemenangan malahan menjadi awal dari sebuah perjuangan.
Tetapi...
Harga diri kami masih terinjak-injak, fitnahan itu sudah tersebar keseluruh penjuru, dan mungkin susah untuk dihilangkan, telinga kami semakin perih mendengarkan cacian mereka, kami sudah dianggap terhina.
Kami tak mampu berbuat apa-apa lagi, sudah habis keringat ini untuk mengurusi semuanya. Kami hanya bisa merenung dan memahami mengapa semua ini harus terjadi, sebab apa semua ini kami alami.
Semua ini karena uang kawan...
Sangat jelas karena uang... (habis)
selengkapnya....
- Entry for June 11, 2007
-
|
Today, there have been 590584 visitors (2299687 hits) on this page!
|
|
|
|
|
|